Rakyat Itu Istimewa

Jangan remehkan rakyat. Rakyat yang dimaksud disini adalah kelompok kalangan bawah yang sering menjadi perbincangan akan kesejahteraannya atau objek janji-janji bagi kaum politisi. Mungkin itulah yang ada di benakku. Mengapa demikian? Beberapa alasan mengapa aku mengatakan demikian. Sekali lagi, ini hanya pendapat seorang rakyat.

  1. Siapakah yang paling aktif membayar pajak? Jawabannya adalah rakyat. Diantara sekian banyak rakyat, pajak tertinggi tentu peranan golongan bawah. Pernah mendengar jika pajak rokok menyumbang cukup tinggi untuk pendapatan pemerintah? Apakah pajak tersebut ditanggung oleh perusahaan yang memproduksi rokok? Tentu tidak. Pajak tersebut ditanggung langsung oleh rakyat yang menghisap asap dipagi hari diselingi oleh secangkir kopi. Diantara penghisap asap tersebut siapa yang mampu menandingi dominansi jumlah rakyat golongan bawah? Tidak ada. Golongan bawah menang secara jumlah dan ketergantungan yang tinggi dengan asap itu sendiri. Sepertinya kita sepaham bahwa rakyat golongan bawahlah yang paling dominan untuk pajak asap ini. Selain itu, masih ingatkah anda tentang pajak penghasilan dari TKI? Apakah anda berpikir bahwa TKI itu dari golongan menengah keatas? Mungkin memang ada. Bekerja di Luar negeri karena memang profesionalismenya. Namun, tentunya kita juga sepakat bahwa rakyat dari golongan bawah akan mendominasi pendapatan negara yang satu ini. Terbukti media – media mengabarkan bahwa TKI kita mayoritas bekerja dengan mengandalkan otot saja, keterampilan memasak, atau mengurus bayi dan orang sakit. Sayang sekali, para koruptor yang ditayangkan di media justru dari kalangan orang yang berada. Itu karena golongan bawah tidak memiliki akses atau kesempatan untuk korup. Tapi itu baik untuk rakyat itu sendiri. Semakin menguatkan argumen bahwa golongan bawah patut diperjuangkan.
  2. Rakyat mampu menjadikan seeorang atau beberapa orang menjadi berubah status hanya dalam beberapa tahun saja. Katakanlah seorang artis baru naik panggung. Dia mampu menghibur rakyat dari rasa kesedihan dan luka yang diakibatkan oleh pihak-pihak yang telah membohongi dirinya. Belum lagi penderitaan untuk memikirkan kelangsungan nyala api di dalam dapur. Apa yang terjadi dengan artis tersebut? Selain dari bakat dalam dirinya, ketika rakyat menyukainya, bukanlah hal yang mustahil dia akan memiliki rumah mewah mobil dan segala perlengkapannya hanya dalam beberapa tahun. Disini seolah terjadi perkabulan atas restu rakyat. Yang paling sering terjadi, rakyat sanggup menaikkan derajad seseorang hanya dengan menggunakan sentuhan tangan mencoblos gambar yang mereka kehendaki. Tanpa berpikir apakah orang yang dipilihnya kenal dengan dirinya atau akan memikirkan kesejahteraannya. Bahkan ada yang melakukannya tanpa menyadari bahwa perilakunya bisa mengubah kondisi negara yang kita cintai. Beberapa diantaranya melakukannya karena ada hal yang unik yang akan dilakukannya ditempat yang mendadak ramai. Menyedihkan sekali. Menyedihkan sekali jika ternyata orang yang dipilhnya malah menjadi “lintah” yang menghisap, merampas kesejahteraannya dan tak pernah kembali untuk memberikan janji yang tak pernah dimengertinya. Apakah anda masih belum sependapat denganku mengenai kekuatan rakyat tersebut?
  3. Siapa yang mestinya dipikirkan oleh para pemimpin negara? Rakyat. lalu, diantara tiga golongan rakyat manakah yang pantas mendapat prioritas tertinggi? Golongan bawah. Kali ini aku bicara ideal. Seharusnya rakyat golongan bawah ada di dalam masing-masing pikiran para pemimpin. Apa maksud dari hal tersebut. Sebegitu istimewanya golongan bawah sampai berada di dalam pikiran para pemimpin. Masih ingatkah kata-kata yang diucapkan Nabi Muhammad di ujung hayatnya? “ummati, ummati”. Tanpa penjelasan panjang pun aku yakin bahwa semua setuju bahwa rakyat sangat istemewa.
  4. Kebalikan dari point ketiga, rakyat sangat ditakuti oleh para pemimpin negara. Masih ingat kemarahan rakyat kecil pada tahun 1998? Masih ingat kemarahan rakyat saat merasakan ketidaknyamanan adanya penjajahan? Banyak sekali gerakan-gerakan yang mengatasnamakan rakyat. Namun seandainya gerakan tersebut di-amin-in oleh rakyat, hanya tuhan yang dapat menghentikannya. Masalahnya sekarang, musuh rakyat seolah seperti kutu yang sangat sulit untuk dilihat. Sulit sekali. Tapi sejarah akan terus tertulis. Mungkin saja umurku tidak cukup untuk melihat upaya rakyat untuk menyelesaikan masalah ini.
  5. Terakhir, alasan yang bisa aku beri untuk argumen di atas adalah; karena rakyat semua birokrasi ini ada. Karena rakyat (dengan izin tuhan tentunya) muncul presiden, gubernur, pejabat daerah, polisi, TNI, kejaksaan, perusahaan swasta, orang kaya, atau bahkan anda yang sedang membaca tulisan ini. Khusus bagi anda yang berstatus PNS, jika anda masih berpikir bahwa anda kerja untuk diri anda dan keluarga anda, segeralah mengundurkan diri. Biarkan aku menggantikan anda. Sebab anda dalam bahaya intaian penyakit negeri. Korupsi.

Mungkin hanya lima alasan yang keluar didalam otakku pada pagi ini. Lima alasan tersebut terlalu luas maknanya. Terlalu umum. Ketika dihadapkan kasus yang lebih spesifik, terkadang rakyat kecil yang menjadi korban. Dengan alasan menyelamatkan negara, lagi-lagi rakyat kecil yang menjadi pahlawan. Lalu apakah akan terus begitu? Apakah kita akan seperti Amerika Serikat? Hanya untuk menangkap Osama Bin Laden, harus menghancurkan dua negara; Afganistan dan Irak? Apakah dengan masalah-masalah yang spesifik tersebut akan menyingkirkan opini umum diatas? Aku tidak mengerti. Mungkin ini bukan kapasitasku untuk membahasnya. Aku hanyalah penonton dikalangan rakyat kecil. Pikiran yang berjalan di dalam benakku hanya logika. Logika yang sangat sederhana namun sepertinya tidak dipahami oleh semua “pembantu rakyat”.

Pukul tujuh sekarang. Saatnya bekerja. Sesuatu rutinitas untuk kelangsungan nyala api di dapur, juga untuk kesejahteraan rakyat dengan pajak penghasilan yang aku setorkan. Cukup sekian dulu memikirkan rakyat. Lain kali aku akan memberi masukan kepada para pemimpin. Bukan sesuatu yang seharusnya dilakukan. Melainkan sesuatu yang harus dilakukan. Beberapa opini lewat di benakku. Mungkin aku bisa membaginya dengan kalian suatu saat.

Selamat Pagi..

Tinggalkan komentar